TA`ARUF

Assalamualikum Wr. Wb.

SELAMAT DATANG di blog MGMP PAI SMA Kabupaten Madiun.....

Blog ini sebagai sarana komunikasi dan informasi, tidak hanya intern Guru Agama Islam SMA Kabupaten Madiun, namun juga dapat dijadikan wahana bertukar informasi bagi kepentingan Pendididkan bagi pecinta Pendidikan Islam.

Semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Senin, 22 April 2013

Filled Under:

SEKALI LAGI KURIKULUM PAI 2013


Kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan tematik integratif, dengan harapan bahwa mata pelajaran dihilangkan dari mindset kita. Kurikulum yang masih menggunakan mata pelajaran, maka sesungguhnya bukan lagi berbasis KBK. Melalui pendekatan tematik integratif ini maka mata pelajaran itu lebur jadi satu. Jadi tidak berpikir mana matematika ya, mana ilmu sosialnya dan sebagainya. Rumusan kompetensi adalah ilmu dan ketrampilan. Orang yang melakukan sesuatu tetapi tidak ada ilmunya, maka disebut bukan berbasis Kompetensi.
Kurikulum ini diharapkan menghasilkan manusia Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Di sini, maka harus ada integrasi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kurikulum ini ingin menerjemahkan kehidupan. Kurikulum ini diharapkan menghasilkan manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif yang berbasis pada pengetahuan ketrampilan dan sikap sosial. Kompetensi pengetahuan, sistem nilai dan kompetensi keterampilan menentukan terhadap aktualisasi sikap/watak Islami. Sikap atau tahu mengapa, ketrampilan itu tahu bagaimana dan pengetahuan itu tahu apa.
Contoh tentang KISD: menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Maka siswa dapat berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai bentuk pemahaman terhadap QS AL Fatihah. Mensyukuri karunia dan pemberian sebagai implementasi dari pemahaman AS AL Fatihah dan QS AL ikhlas. Bersuci  sebelum beribadah. Membaca basmalah setiap memulai aktivitas.
Contoh KISMP: menghargai dan menghayati  ajaran agama yang dianutnya. Maka siswa harus membaca AL Quran  dengan tartil. Beriman kepada Allah. Beriman kepada malaikat, melaksanakan toharoh, melaksanakan shalat wajib dsb. Ini bukan ranah pengetahuan akan tetapi pengamalan. Melalui pentradisian.
Contoh KISMA:
Kegiatan terprogram dilakukan melalui:  Acara shalat berjamaah, pemeriksaan kesehatan, membiasakan salam dan sebagainya. Memberi contoh berpakaian rapi, memuji hasil kerja yang baik, dan sebagainya.
Di dalam kurikulum ini, maka digunakan pendekatan holistik. Jadi tidak lagi berbicara tentang AL Quran, hadits, shalat, akhlak dan sebagainya. Karena semuanya diramu di dalam pendekatan tematik yang integratif. Shalat, AL Quran, hadits, tauhid dan sebagainya terintegrasi di dalam tema itu. Semua mata pelajaran harus terintegrasi di dalam kurikulum ini. Sumber kompetensi adalah mata pelajaran perkelas, lalu dijadikan sebagai Kompetensi inti dan dituangkan di dalam kompetensi dasar. Di dalam hal ini, maka kompetensi dasar dari kurikulum 2006 tidak dihilangkan akan tetapi dirumuskan dalam integrasi dengan tema yang membahasnya.
Secara konseptual bahwa kurikulum tahun 2013 menggunakan konsep temattik integratif artinya, bahwa di dalam kurikulum ini ada integrasi antara misalnya AL Quran, fiqih,  hadits dan sebagainya. Yang berbeda dengan kurikulum yang lalu adalah bahwa Sekarang ini yang digunakan adalah menyatukan semuanya di dalam tema-tema yang dibicarakan.
Kelihatannya, bahwa pada kurikulum 2013 akan terdapat integrasi internal, artinya bahwa akan terjadi pengintegrasian antar berbagai bidang studi di dalam matapelajaran, misalnya ketika membahas tema “menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya” maka di dalamnya akan terdapat bahasan AL Quran, fiqih, dan budaya beragama. Di sini ada doa dan pengamalan doanya. Demikian pula untuk  tema lainnya di klas I, maka semuanya menggunakan konsep integratif internal ini.  Bahasa sederhananya, lupakan mata pelajaran parsial dan lakukan integrasi menyeluruh.
Di sisi lain, dan menurut saya lebih urgen adalah tematik integratif eksternal. Salah satu kritik saya adalah bagaimana mata pelajaran agama tidak bisa terintegrasi dengan mata pelajaran lain dalam suatu tema yang dibicarakan. Saya masih ingat ketika di dalam forum temu pakar untuk membahas kurikulum 2013, bahwa ketika misalnya berbicara tentang tema “indahnya kebersamaan”, maka mata pelajaran lain bisa terintegrasi, misalnya IPA, IPS, kewarganegaraan, seni budaya dan sebagainya. Maka seharusnya agama tentu bisa diintegrasikan sedemikian rupa mengingat bahwa agama tentu sangat sarat dengan tema indahnya kebersamaan. Di dalam setiap agama tentu ada ajaran-ajaran Universal atau nilai-nilai universal yang bisa dikaitkan dengan indahnya hidup bersama itu. Oleh karena itu yang justru seharusnya memperoleh penekanan adalah tentang integrasi eksternal ini.
Memang harus diakui bahwa agama memiliki ruang otoritasnya sendiri. Ada yang berpendapat bahwa agama bukan pengetahuan. Makanya, mengajarkan agama tidak bisa dikaitkan dengan mata pelajaran lain. Ia harus berdiri sendiri. Jadinya, agama harus diajarkan dengan suatu metode dan proses yang berbeda dengan lainnya. Mengajarkan teologi yang normatif dan dogmatis harus diajarkan dengan cara dan metode berbeda.
Akan tetapi terhadap aspek sosial agama, maka tentunya terdapat nilai-nilai universal yang bisa di bersamakan dengan lainnya di dalam membangun integrasi. Nilai kerjasama, nilai kejujuran, nilai keadilan, nilai kebangsaan dan sebagainya adalah nilai universal yang tentu ha bisa dirajut dengan nilai sosial budaya dan ilmu pengetahuan di dalam kerangka membangun tema pembelajaran.
Dengan cara seperti ini, maka integrasi tuntas akan dapat terjadi dan bukan hanya integrasi parsial sebagaimana terdapat di dalam rencana kurikulum yang sedang dibicarakan. tentu masih ada kesempatan untuk melakukan perubahan demi perubahan untuk memperbaiki rumusan kurikulum yang sedang dikonstruksikan.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thoriq

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 MGMP PAI SMA KABUPATEN MADIUN JAWA TIMUR.